Tapteng — PublikNusantara.id. Program Indonesia Pintar (PIP), yang dirancang untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu agar tetap mendapatkan akses pendidikan, menjadi perbincangan hangat di SD Negeri 158312 Sosor Gonting. Dugaan ketidaktransparanan dalam pengelolaan dana bantuan ini telah menimbulkan keresahan di kalangan orang tua siswa, 17 Januari 2025.
Dalam upaya memperoleh klarifikasi, awak media PublikNusantara mencoba menghubungi kepala sekolah SD Negeri 158312 Sosor Gonting melalui telepon dan WhatsApp. Namun, respons kepala sekolah hanya berupa kalimat singkat: “Tunggu ya, Pak.” Hingga berita ini diterbitkan, belum ada penjelasan lebih lanjut dari pihak kepala sekolah.
Respons singkat ini menimbulkan tanda tanya di kalangan orang tua siswa, yang menduga ada sesuatu yang disembunyikan. Salah satu orang tua, berinisial S.T., menyatakan bahwa ketidakjelasan ini semakin memperkuat kecurigaan mereka terhadap pengelolaan dana PIP.
“Kalimat ‘tunggu ya, Pak’ seperti mengulur waktu. Jika memang tidak ada masalah, kenapa kepala sekolah tidak memberikan penjelasan langsung?” ujar S.T.
Senada dengan itu, L.M., orang tua siswa lainnya, mengungkapkan bahwa minimnya respons dari pihak sekolah menambah kecurigaan adanya kerja sama antara pihak sekolah dan pihak bank untuk memanipulasi dana PIP.
“Kami hanya ingin tahu ke mana dana itu, kenapa sulit sekali mendapatkan penjelasan? Jika mereka jujur, mestinya tidak perlu menghindar atau menunda-nunda menjawab,” kata L.M.
Para orang tua mendesak agar pemerintah kabupaten, provinsi, hingga pusat segera turun tangan menyelesaikan masalah ini. Mereka meminta agar dugaan penyimpangan dana PIP diusut hingga tuntas dan pelaku penyalahgunaan, jika terbukti, diproses sesuai hukum yang berlaku.
Dinas Pendidikan diharapkan segera melakukan investigasi mendalam untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan PIP di SD Negeri 158312 Sosor Gonting. Program ini bertujuan mendukung pendidikan siswa dari keluarga kurang mampu, dan dugaan penyimpangan ini dikhawatirkan akan mencederai tujuan mulia tersebut.
( M. LaoLi )