Zahira Tawakal: Bidadari Kecil yang Telah Pulang ke Surga

Lampung Tengah–Pada hari Kamis, 24 April 2025, keluarga besar kami diuji oleh takdir yang berat namun penuh makna. Seorang bayi mungil yang telah lama kami nanti-nantikan, buah hati ketiga dari pasangan Zahra Zettira dan Muhammad Sultan Tantra, telah dipanggil lebih dahulu oleh Sang Pemilik Kehidupan, bahkan sebelum sempat menghirup udara dunia.

Hari itu, Zahra merasakan gerak janin yang lemah. Ia segera dibawa ke Rumah Sakit Puri Bandar Jaya. Hasil observasi menunjukkan bahwa detak jantung bayi hanya 90 bpm, padahal normalnya berkisar antara 100–150 bpm. Dokter menyampaikan bahwa kondisi janin sangat lemah dan harus segera dilakukan tindakan operasi sesar.

Pukul 15.00 WIB, ruang operasi dibuka. Sang suami, Muhammad Sultan Tantra, menanti dengan gelisah di luar ruangan. Bersamanya hadir sang paman dari pihak ibu, Achmad Zuhri Hamid (Ari)—putra sulung dari pasangan Luzirwan dan Riana. Dengan mata sembab dan hati yang pasrah, mereka menanti kabar dari tim medis.

Akhirnya, kabar itu datang…
Zahira Tawakal telah lahir… namun dalam keadaan tidak bernyawa. Ia telah wafat dalam kandungan, pulang dalam diam, tanpa sempat menangis, tanpa sempat memandang wajah ibu atau ayahnya.

Tangis pecah. Kesedihan menelusup ke seluruh hati keluarga.
Namun kami sadar, ini bukan akhir—ini adalah awal dari rencana indah Allah yang tidak kita pahami kini, namun kelak akan membawa hikmah yang besar.

Bunga Surga yang Menuntun ke Syurga

Kami percaya bahwa Zahira bukanlah sekadar bayi yang tidak sempat hidup. Ia adalah bidadari kecil yang dijaga langsung oleh Allah di surga.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya anak-anak kecil kaum muslimin berada di surga. Mereka akan bertemu dengan orang tuanya kelak dan menggandeng tangannya, tidak akan melepaskannya hingga Allah memasukkan keduanya ke dalam surga.”
(HR. Muslim)

Dan lagi:

“Ketika anak seorang hamba meninggal dunia, Allah berkata kepada para malaikat: ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa anak dari hamba-Ku?’ Mereka menjawab: ‘Ya.’ Allah bertanya: ‘Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku?’ Mereka menjawab: ‘Ia memuji-Mu dan mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ Maka Allah berfirman: ‘Bangunkan untuk hamba-Ku rumah di surga dan namakan dengan Baitul Hamd (Rumah Pujian).'”
(HR. Tirmidzi)

Zahira Tawakal, namamu adalah doa.
Tawakal—tanda bahwa seluruh keluarga berserah pada kehendak Ilahi.
Engkau adalah hadiah dari Allah, meski hanya sebentar kami miliki, tetapi selamanya kami kenang.

Keluarga yang Bersedih dalam Keikhlasan

Dari pihak ibu:
Kakek: Luzirwan
Nenek: Riana

Anak-anak mereka:

Achmad Zuhri Hamid (Ari), suami dari Zihan Zetira

Zahra Zettira, istri dari Muhammad Sultan Tantra

Muhammad Zamzami, suami dari Tita

Dari pihak ayah:
Kakek: Sutikno
Nenek: Farida

Anak-anak mereka:

Muhammad Sultan Tantra, suami dari Zahra Zettira

Anjel (adik perempuan)
Salsa (adik perempuan)

Zahira adalah adik dari Arsyad dan Almer, dua kakak laki-lakinya yang kelak akan tumbuh dengan kenangan tentang adik mereka yang menjadi penuntun ke surga.

Cinta yang Tak Terputus

Mungkin Zahira tak sempat mengeluarkan tangis pertamanya,
tapi ia telah mengetuk hati setiap anggota keluarga dengan kehadirannya yang singkat.
Ia mengajarkan tentang cinta tanpa syarat, keikhlasan dalam kehilangan, dan pengharapan akan pertemuan kembali kelak di akhirat.

Kami percaya, kelak ia akan berkata:

“Ya Allah, jangan masukkan kedua orang tuaku ke neraka sebelum aku menggandeng tangan mereka masuk ke surga bersamaku.”

Selamat jalan, Zahira Tawakal.
Bidadari kecil kami.
Doa dan cinta kami akan selalu bersamamu.
Namamu akan abadi dalam hati keluarga besar Luzirwan–Riana dan Sutikno–Farida.

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Penulis : (Sidi Luzirwan)
Lampung Tengah 25 April 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *