
TRADISI RUWAT LAUT DESA RANGAI TRI TUNGGAL, WUJUD SYUKUR NELAYAN ATAS HASIL TANGKAPAN IKA
Lampung Selatan – Nelayan Desa Rangai Tri Tunggal, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan kembali menggelar tradisi tahunan Ruwat Laut, sebuah prosesi adat yang penuh makna sebagai wujud rasa syukur atas melimpahnya hasil tangkapan ikan di perairan setempat. Acara yang digelar pada Rabu, 1 Oktober 2025 ini menjadi pesta rakyat yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat pesisir, khususnya komunitas nelayan.
Menurut Ketua Nelayan TPI Rangai, tradisi ruwat laut merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki hasil laut yang melimpah. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk mempererat kebersamaan antar nelayan, masyarakat desa, serta pemerintah setempat dalam menjaga kearifan lokal.
Acara berlangsung meriah dengan dihadiri berbagai unsur forkopimcam. Tampak hadir Kapolsek Tanjungan AKP Rudi S, Camat Katibung yang diwakili Timbul Santoso, perwakilan Pol Airut Batu Payung Hendro, Koramil setempat yang diwakili Cecep Hengki, serta Kepala Desa Rangai Tri Tunggal Rusda. Kehadiran para tokoh tersebut semakin menambah kekhidmatan sekaligus semangat kebersamaan dalam prosesi adat ini.
Dalam sambutannya, Kapolsek Tanjungan AKP Rudi S mengajak masyarakat nelayan untuk senantiasa menjaga kelestarian laut. Ia menegaskan agar nelayan tidak menggunakan cara-cara merusak, seperti bom ikan atau bahan kimia berbahaya yang dapat merusak ekosistem laut. “Mari kita jaga bersama laut kita, jangan merusak terumbu karang, karena laut adalah sumber kehidupan kita semua,” ujarnya.
Prosesi ruwat laut diawali dengan doa bersama, kemudian dilanjutkan dengan arak-arakan menuju pantai. Puncak acara ditandai dengan penghanyutan kepala kerbau ke tengah laut sebagai sesajen, yang dipercaya sebagai simbol permohonan keselamatan sekaligus penghormatan kepada leluhur. Ratusan nelayan dan masyarakat turut mengiringi prosesi ini dengan perahu-perahu hias, menciptakan suasana khidmat sekaligus semarak.
Tradisi yang digelar sekali dalam setahun ini tidak hanya berfungsi sebagai ritual adat, tetapi juga menjadi momentum penting untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. Bagi masyarakat Desa Rangai Tri Tunggal, ruwat laut adalah pesta nelayan sekaligus warisan budaya leluhur yang harus terus dilestarikan agar tidak hilang ditelan zaman.
Dengan semangat kebersamaan dan rasa syukur yang terpancar dalam tradisi ini, masyarakat berharap hasil tangkapan ikan di laut akan terus melimpah, serta kehidupan nelayan dan generasi mendatang semakin sejahtera.